Wanita Pecandu Seks
Cerita sex ini diawali dari jaman aku sma. Dulu waktu aku sma, aku selalu pilih-pilih dalam mencintai wanita. Hal ini yang jadi awal mula cerita seks sekaligus cerita sex yang akan aku ceritakan disini. Itulah mungkin yang mengakibatkan cerita seks sedarah ini terjadi. Aku tak pernah mendekati seorang cewek pun di SMA. Padahal boleh dibilang aku ini bukan orang yang jelek-jelek amat.
Para gadis sering histeris ketika melihat aku beraksi dibidang olahraga, seperti basket, lari dan sebagainya. Dan banyak surat cinta cewek yang tidak kubalas. Sebab aku tidak terlalu suka mereka. Untuk masalah pelajaran aku terbilang normal, tidak terlalu pintar, tapi teman-teman memanggilku kutu buku, padahal masih banyak yang lebih pintar dari aku, mungkin karena aku mahir dalam bidang olahraga dan dalam pelajaran aku tidak terlalu bodoh saja akhirnya aku dikatakan demikian.
Ketika kelulusan, aku pun masuk kuliah di salah satu universitas di Malang. Di sini aku numpang di rumah bibiku. Namanya Dewi. Aku biasanya memanggilnya mbak Dewi, kebiasaan dari kecil mungkin. Ia tinggal sendirian bersama kedua anaknya, semenjak suaminya meninggal ketika aku masih SMP ia mendirikan usaha sendiri di kota ini. Yaitu berupa rumah makan yang lumayan laris, dengan bekal itu ia bisa menghidupi kedua anaknya yang masih duduk di SD.
Ketika datang pertama kali di Malang, aku sudah dijemput pakai mobilnya. Lumayanlah, perjalanan dengan menggunakan kereta cukup melelahkan. Pertamanya aku tak tahu kalau itu adalah mbak Dewi. Sebab ia kelihatan muda. Aku baru sadar ketika aku menelpon hp-nya dan dia mengangkatnya. Lalu kami bertegur sapa. Hari itu juga jantungku berdebar. umurnya masih 32 tapi dia sangat cantik. Rambutnya masih panjang terurai, wajahnya sangat halus, ia masih seperti gadis. Dan di dalam mobil itu aku benar-benar berdebar-debar.
“Capek Dek Iwan?”, tanyanya.
“Iyalah mbak, di kereta duduk terus dari pagi”, jawabku. “Tapi mbak Dewi masih cantik ya?”
Ia ketawa, “Ada-ada saja kamu”.
Selama tinggal di rumahnya mbak Dewi. Aku sedikit demi sedikit mencoba akrab dan mengenalnya. Banyak sekali hal-hal yang bisa aku ketahui dari mbak Dewi. Dari kesukaannya, dari pengalaman hidupnya. Aku pun jadi dekat dengan anak-anaknya. Aku sering mengajari mereka pelajaran sekolah.
Tak terasa sudah satu semester lebih aku tinggal di rumah ini. Dan mbak Dewi sepertinya adalah satu-satunya wanita yang menggerakkan hatiku. Aku benar-benar jatuh cinta padanya. Tapi aku tak yakin apakah ia cinta juga kepadaku. Apalagi ia adalah bibiku sendiri. Malam itu sepi dan hujan di luar sana. Mbak Dewi sedang nonton televisi. Aku lihat kedua anaknya sudah tidur. Aku keluar dari kamar dan ke ruang depan. Tampak mbak Dewi asyik menonton tv. Saat itu sedang ada sinetron.
“Nggak tidur Wan?”, tanyanya.
“Masih belum ngantuk mbak”, jawabku.
Aku duduk di sebelahnya. Entah kenapa lagi-lagi dadaku berdebar kencang. Aku bersandar di sofa, aku tidak melihat tv tapi melihat mbak Dewi. Ia tak menyadarinya. Lama kami terdiam.
“Kamu banyak diam ya”, katanya.
“Eh..oh, iya”, kataku kaget.
“Mau ngobrolin sesuatu?”, tanyanya.
“Ah, enggak, pingin nemeni mbak Dewi aja”, jawabku.
“Ah kamu, ada-ada aja”
“Serius mbak”
“Makasih”
“Restorannya gimana mbak? Sukses?”
“Lumayanlah, sekarang bisa waralaba. Banyak karyawannya, urusan kerjaan semuanya tak serahin ke general managernya.
Mbak sewaktu-waktu saja ke sana”, katanya. “Gimana kuliahmu?”
“Ya, begitulah mbak, lancar saja”, jawabku.
Aku memberanikan diri memegang pundaknya untuk memijat. “Saya pijetin ya mbak, sepertinya mbak capek”.
“Makasih, nggak usah ah”
“Nggak papa koq mbak, cuma dipijit aja, emangnya mau yang lain?”
Ia tersenyum,
“Ya udah, pijitin saja”
Aku memijiti pundaknya, punggungnya, dengan pijatan yang halus, sesekali aku meraba ke bahunya. Ia memakai tshirt ketat. Sehingga aku bisa melihat lekukan tubuh dan juga tali bh-nya. Dadanya mbak Dewi besar juga. Tercium bau harum parfumnya.
“Kamu sudah punya pacar Wan?”, tanya mbak Dewi.
“Nggak punya mbak”
“Koq bisa nggak punya, emang nggak ada yang tertarik ama kamu?”
“Saya aja yang nggak tertarik ama mereka”
“Lha koq aneh? Denger dari mama kamu katanya kamu itu sering dikirimi surat cinta”
“Iya, waktu SMA. Kalau sekarang aku menemukan cinta tapi sulit mengatakannya”
“Masa’?”
“Iya mbak, orangnya cantik, tapi sudah janda”, aku mencoba memancing.
“Siapa?”
“Mbak Dewi”.
Ia ketawa, “Ada-ada saja kamu ini”.
“Aku serius mbak, nggak bohong, pernah mbak tahu aku bohong?”,
Ia diam.
“Semenjak aku bertemu mbak Dewi, jantungku berdetak kencang. Aku tak tahu apa itu. Sebab aku tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Semenjak itu pula aku menyimpan perasaanku, dan merasa nyaman ketika berada di samping mbak Dewi.
Aku tak tahu apakah itu cinta tapi, kian hari dadaku makin sesak. Sesak hingga aku tak bisa berpikir lagi mbak, rasanya sakit sekali ketika aku harus membohongi diri kalau aku cinta ama mbak”, kataku.
“Wan, aku ini bibimu”, katanya.
“Aku tahu, tapi perasaanku tak pernah berbohong mbak, aku mau jujur kalau aku cinta ama mbak”, kataku sambil memeluknya dari belakang.
Lama kami terdiam. Mungkin hubungan yang kami rasa sekarang mulai canggung. Mbak Dewi mencoba melepaskan pelukanku.
“Maaf wan, mbak perlu berpikir”, kata mbak Dewi beranjak. Aku pun ditinggal sendirian di ruangan itu, tv masih menyala.
Cukup lama aku ada di ruangan tengah, hingga tengah malam kira-kira. Aku pun mematikan tv dan menuju kamarku. Sayup-sayup aku terdengar suara isak tangis di kamar mbak Dewi. Aku pun mencoba menguping.
“Apa yang harus aku lakukan?….Apa…”
Aku menunduk, mungkin mbak Dewi kaget setelah pengakuanku tadi. Aku pun masuk kamarku dan tertidur. Malam itu aku bermimpi basah dengan mbak Dewi. Aku bermimpi bercinta dengannya, dan paginya aku dapati celana dalamku basah. Wah, mimpi yang indah.
Paginya, mbak Dewi selesai menyiapkan sarapan. Anak-anaknya sarapan. Aku baru keluar dari kamar mandi. Melihat mereka dari kejauhan. Mbak Dewi tampak mencoba untuk menghindari pandanganku. Kami benar-benar canggung pagi itu. Hari ini nggak ada kuliah. Aku bisa habiskan waktu seharian di rumah. Setelah ganti baju aku keluar kamar. Tampak mbak Dewi melihat-lihat isi kulkas.
“Waduh, wan, bisa minta tolong bantu mbak?”, tanyanya.
“Apa mbak?”
“Mbak mau belanja, bisa bantu mbak belanja? Sepertinya isi kulkas udah mau habis”,katanya.
“OK”
“Untuk yang tadi malam, tolong jangan diungkit-ungkit lagi, aku maafin kamu tapi jangan dibicarakan di depan anak-anak”, katanya. Aku mengangguk.
Kami naik mobil mengantarkan anak-anak mbak Dewi sekolah. Lalu kami pergi belanja. Lumayan banyak belanjaan kami. Dan aku menggandeng tangan mbak Dewi. Kami mirip sepasang suami istri, mbak Dewi rasanya nggak menolak ketika tangannya aku gandeng.Mungkin karena barang bawaannya banyak. Di mobil pun kami diam. Setelah belanja banyak itu kami tak mengucapkan sepatah kata pun. Namun setiap kali aku bilang ke mbak Dewi bahwa perasaanku serius.
Hari-hari berlalu. Aku terus bilang ke mbak Dewi bahwa aku cinta dia. Dan hari ini adalah hari ulang tahunnya. Aku membelikan sebuah gaun. Aku memang menyembunyikannya. Gaun ini sangat mahal, hampir dua bulan uang sakuku habis. Terpaksa nanti aku minta ortu kalau lagi butuh buat kuliah.
Saat itu anak-anak mbak Dewi sedang sekolah. Mbak Dewi merenung di sofa. Aku lalu datang kepadanya. Dan memberikan sebuah kotak hadiah.
“Apa ini?”, tanyanya.
Ia tertawa. Tampak senyumnya indah hari itu. Matanya berkaca-kaca ia mencoba menahan air matanya. Ia buka kadonya dan mengambil isinya. Aku memberinya sebuah gaun berwarna hitam yang mewan.
“Indah sekali, berapa harganya?”, tanyanya.
“Ah nggak usah dipikirkan mbak”, kataku sambil tersenyum. “Ini kulakukan sebagai pembuktian cintaku pada mbak”
“Sebentar ya”, katanya. Ia buru-buru masuk kamar sambil membawa gaunnya.
Tak perlu lama, ia sudah keluar dengan memakai baju itu. Ia benar-benar cantik.
“Bagaimana wan?”, tanyanya.
“Cantik mbak, Superb!!”, kataku sambil mengacungkan jempol.
Ia tiba-tiba berlari dan memelukku. Erat sekali, sampai aku bisa merasakan dadanya. “Terima kasih”
“Aku cinta kamu mbak”, kataku.
Mbak Dewi menatapku. “Aku tahu”
Aku memajukan bibirku, dan dalam sekejap bibirku sudah bersentuhan dengan bibirnya. Inilah first kiss kita. Aku menciumi bibirnya, melumatnya, dan menghisap ludahnya. Lidahku bermain di dalam mulutnya, kami berpanggutan lama sekali. Mbak Dewi mengangkat paha kirinya ke pinggangku, aku menahannya dengan tangan kananku. Ia jatuh ke sofa, aku lalu mengikutinya.
“Aku juga cinta kamu wan, dan aku bingung”, katanya.
“Aku juga bingung mbak”
Kami berciuman lagi. Mbak Dewi berusaha melepas bajuku, dan tanpa sadar, aku sudah hanya bercelana dalam saja. Penisku yang menegang menyembul keluar dari CD. Aku membuka resleting bajunya, kuturunkan gaunnya, saat itulah aku mendapati dua buah bukit yang ranum. Dadanya benar-benar besar. Kuciumi putingnya, kulumat, kukunyah, kujilati. Aku lalu menurunkan terus hingga ke bawah. Ha? Nggak ada CD? Jadi tadi mbak Dewi ke kamar ganti baju sambil melepas CD-nya.
“Nggak perlu heran Wan, mbak juga ingin ini koq, mungkin inilah saat yang tepat”, katanya.
Aku lalu benar-benar menciumi kewanitaannya. Kulumat, kujilat, kuhisap. Aku baru pertama kali melakukannya. Rasanya aneh, tapi aku suka. Aku cinta mbak Dewi. Mbak Dewi meremas rambutku, menjambakku. Ia menggelinjang. Kuciumi pahanya, betisnya, lalu ke jempol kakinya. Kuemut jempol kakinya. Ia terangsang sekali. Jempol kaki adalah bagian paling sensitif bagi wanita.
“Tidak wan, jangan….AAAHH”, mbak Dewi memiawik.
“Kenapa mbak?” kataku.
Tangannya mencengkram lenganku. Vaginanya basah sekali. Ia memejamkan mata, tampak ia menikmatinya.
“Aku keluar wan”
Ia bangkit lalu menurunkan CD-ku. Aku duduk di sofa sambil memperhatikan apa yang dilakukannya.
“Gantian sekarang”, katanya sambil tersenyum.
Ia memegang penisku, diremas-remas dan dipijat-pijatnya. Oh…aku baru saja merasakan penisku dipijat wanita. Tangan mbak Dewi yang lembut, hangat lalu mengocok penisku. Penisku makin lama makin panjang dan besar. Mbak Dewi menjulurkan lidahnya. Dia jilati bagian pangkalnya, ujungnya, lalu ia masukkan ujung penisku ke dalam mulutnya. Ia hisap, ia basahi dengan ludahnya. Ohh…sensasinya luar biasa.
“Kalau mau keluar, keluar aja nggak apa-apa wan”, kata mbak Dewi.
“Nggak mbak, aku ingin keluar di situ aja?”, kataku sambil memegang liang kewanitaannya.
Ia mengerti, lalu aku didorongnya. Aku berbaring, dan ia ada di atasku. Pahanya membuka, dan ia arahkan penisku masuk ke liang itu. Agak seret, mungkin karena memang ia tak pernah bercinta selain dengan suaminya. Masuk, sedikit demi sedikit dan bless….Masuk semuanya. Ia bertumpu dengan sofa, lalu ia gerakkan atas bawah.
“Ohh….wan…enak wan…”, katanya.
“Ohhh…mbak…Mbak Dewi…ahhh…”, kataku.
Dadanya naik turun. Montok sekali, aku pun meremas-remas dadanya. Lama sekali ruangan ini dipenuhi suara desahan kami dan suara dua daging beradu. Plok…plok..plok..cplok..!! “Waan…mbak keluar lagi…AAAHHHH”
Mbak Dewi ambruk di atasku. Dadanya menyentuh dadanku, aku memeluknya erat. Vaginanya benar-benar menjepitku kencang sekali. Perlu sedikit waktu untuk ia bisa bangkit. Lalu ia berbaring di sofa.
“Masukin wan, puaskan dirimu, semprotkan cairanmu ke dalam rahimku. Mbak rela punya anak darimu wan”, katanya.
Aku tak menyia-nyiakannya. Aku pun memasukkannya. Kudorong maju mundur, posisi normal ini membuatku makin keenakan. Aku menindih mbak Dewi, kupeluk ia, dan aku terus menggoyang pinggulku. Rasanya udah sampai di ujung. Aku mau meledak. AAHHHH….
“Oh wan…wan…mbak keluar lagi”, mbak Dewi mencengkram punggungku.
Dan aku menembakkan spermaku ke rahimnya, banyak sekali, sperma perjaka. Vaginanya mbak Dewi mencengkramku erat sekali, aku keenakkan. Kami kelelahan dan tertidur di atas sofa, Aku memeluk mbak Dewi.
Siang hari aku terbangun oleh suara HP. Mbak Dewi masih di pelukanku. Mbak Dewi dan aku terbangun. Kami tertawa melihat kejadian lucu ini. Waktu jamnya menjemput anak-anak mbak Dewi sepertinya.
Mbak Dewi menyentuh penisku. “Ini luar biasa, mbak Dewi sampe keluar berkali-kali, Wan, kamu mau jadi suami mbak?”
“eh?”, aku kaget.
“Sebenarnya, aku dan ibumu itu bukan saudara kandung. Tapi saudara tiri. Panjang ceritanya. Kalau kamu mau, aku rela jadi istrimu, asal kau juga mencintai anak-anakku, dan menjadikan mereka juga sebagai anakmu”, katanya.
Aku lalu memeluknya, “aku bersedia mbak”.
Setelah itu entah berapa kali aku mengulanginya dengan mbak Dewi, aku mulai mencoba berbagai gaya. Mbak Dewi sedikit rakus setelah ia menemukan partner sex baru. Ia suka sekali mengoral punyaku, mungkin karena punyaku terlalu tangguh untuk liang kewanitaannya. hehehe…tapi itulah cintaku, aku cinta dia dan dia cinta kepadaku. Kami akhirnya hidup bahagia, dan aku punya dua anak darinya. Sampai kini pun ia masih seperti dulu, tidak berubah, tetap cantik.
***TAMAT***
Rasa Penasaranku Terhadap Berbagai Penis
Kisahku yang satu ini kejadiannya sudah cukup lama, Sejak aku menyerahkan tubuhku pada Tohir, sopirku, dia sering memintaku melakukannya lagi setiap kali ada kesempatan, bahkan terkadang aku dipaksanya melayani nafsunya yang besar itu.
Ketika di mobil dengannya tidak jarang dia suruh aku mengoralnya, kalaupun tidak, minimal dia mengelus-elus paha mulusku atau meremas dadaku. Pernah malah ketika kedua orang tuaku keluar kota dia ajak aku tidur bersamanya di kamarku. Memang di depan orang tuaku dia bersikap padaku sebagaimana sopir terhadap majikannya, namun begitu jauh dari mereka keadaan menjadi berbalik akulah yang harus melayaninya. Mulanya sih aku memang agak kesal karena sikapnya yang agak kelewatan itu, tapi di lain pihak aku justru menikmatinya.
Tepatnya 2 minggu sebelum ebtanas, aku sedang belajar sambil selonjoran bersandar di ujung ranjangku. Ketika itu waktu sudah menunjukkan pukul 23.47, suasananya hening sekali pas untuk menghafal. Tiba-tiba konsentrasiku terputus oleh suara ketukan di pintu. Kupikir itu Mamaku yang ingin menengokku, tapi ketika pintu kubuka, jreenngg.. Aku tersentak kaget, si Tohir sopirku ternyata.
“Ih, ngapain sih Bang malam-malam gini, kalau keliatan Papa Mama kan gawat tahu”
“Anu Non, nggak bisa tidur nih.. Mikirin Non terus sih, bisa nggak Non sekarang.. Sudah tiga hari nih?” katanya dengan mata menatapi tubuhku yang terbungkus gaun tidur pink.
“Aahh.. Sudah ah Bang, saya kan harus belajar sudah mau ujian, nggak mau sekarang ah!” omelku sambil menutup pintu.
Namun sebelum pintu tertutup dia menahannya dengan kaki, lalu menyelinap masuk dan baru menutup pintu itu dan menguncinya.
“Tenang saja Non, semua sudah tidur dari tadi kok, tinggal kita duaan saja” katanya menyeringai.
“Jangan ngelunjak Bang.. Sana cepet keluar!” hardikku dengan telunjuk mengarah ke pintu.
Bukannya menuruti perintahku dia malah melangkah mendekatiku, tatapan matanya tajam seolah menelanjangiku.
“Bang Tohir.. Saya bilang keluar.. Jangan maksa!” bentakku lagi.
“Ayolah Non, cuma sebentar saja kok.. Abang sudah kebelet nih, lagian masa Non nggak capek belakangan ini belajar melulu sih” ucapnya sambil terus mendekat.
Aku terus mundur selangkah demi selangkah menghindarinya, jantungku semakin berdebar-debar seperti mau diperkosa saja rasanya. Akhirnya kakiku terpojok oleh tepi ranjangku hingga aku jatuh terduduk di sana. Kesempatan ini tidak disia-siakan sopirku, dia langsung menerkam dan menindih tubuhku. Aku menjerit tertahan dan meronta-ronta dalam himpitannya. Namun sepertinya reaksiku malah membuatnya semakin bernafsu, dia tertawa-tawa sambil menggerayangi tubuhku. Aku menggeleng kepalaku kesana kemari saat dia hendak menciumku dan menggunakan tanganku untuk menahan laju wajahnya.
“Mmhh.. Jangan Bang.. Citra nggak mau!” mohonku.
Aneh memang, sebenarnya aku bisa saja berteriak minta tolong, tapi kenapa tidak kulakukan, mungkin aku mulai menikmatinya karena perlakuan seperti ini bukanlah pertama kalinya bagiku, selain itu aku juga tidak ingin ortuku mengetahui skandal-skandalku. Breett.. Gaun tidurku robek sedikit di bagian leher karena masih memberontak waktu dia memaksa membukanya. Dia telah berhasil memegangi kedua lenganku dan direntangkannya ke atas kepalaku. Aku sudah benar-benar terkunci, hanya bisa menggelengkan kepalaku, itupun dengan mudah diatasinya, bibirnya yang tebal itu sekarang menempel di bibirku, aku bisa merasakan kumis pendek yang kasar menggesek sekitar bibirku juga deru nafasnya pada wajahku.
Kecapaian dan kalah tenaga membuat rontaanku melemah, mau tidak mau aku harus mengikuti nafsunya. Dia merangsangku dengan mengulum bibirku, mataku terpejam menikmati cumbuannya, lidahnya terus mendorong-dorong memaksa ingin masuk ke mulutku. Mulutku pun pelan-pelan mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk dan bermain di dalamnya, lidahku secara refleks beradu karena dia selalu menyentil-nyentil lidahku seakan mengajaknya ikut menari. Suara desahan tertahan, deru nafas dan kecipak ludah terdengar jelas olehku.
Mataku yang terpejam terbuka ketika kurasakan tangan kasarnya mengelusi paha mulusku, dan terus mengelus menuju pangkal paha. Jarinya menekan-nekan liang vaginaku dan mengusap-ngusap belahan bibirnya dari luar. Birahiku naik dengan cepatnya, terpancar dari nafasku yang makin tak teratur dan vaginaku yang mulai becek. Tangannya sudah menyusup ke balik celana dalamku, jari-jarinya mengusap-usap permukaannya dan menemukan klitorisku, benda seperti kacang itu dipencet-pencet dan digesekkan dengan jarinya membuatku menggelinjang dan merem-melek menahan geli bercampur nikmat, terlebih lagi jari-jari lainnya menyusup dan menyetuh dinding-dinding dalam liang itu.
“Ooohh.. Non Citra jadi tambah cantik saja kalau lagi konak gini!” ucapnya sambil menatapi wajahku yang merona merah dengan matanya yang sayu karena sudah terangsang berat.
Lalu dia tarik keluar tangannya dari celana dalamku, jari-jarinya belepotan cairan bening dari vaginaku.
“Non cepet banget basahnya ya, lihat nih becek gini” katanya memperlihatkan jarinya yang basah di depan wajahku yang lalu dijilatinya.
Kemudian dengan tangan yang satunya dia sibakkan gaun tidurku sehingga payudaraku bugil yang tidak memakai bra terbuka tanpa terhalang apapun. Matanya melotot mengamat-ngamati dan mengelus payudaraku yang berukuran 34B, dengan puting kemerahan serta kulitnya yang putih mulus. Teman-teman cowokku bilang, bahwa bentuk dan ukuran payudaraku ideal untuk orang Asia, kencang dan tegak seperti punya artis bokep Jepang, bukan seperti punya bule yang terkadang oversize dan turun ke bawah.
“Nnngghh.. Bang” desahku dengan mendongak ke belakang merasakan mulutnya memagut payudaraku yang menggemaskan itu.
Mulutnya menjilat, mengisap, dan menggigit pelan putingnya. Sesekali aku bergidik keenakan kalau kumis pendeknya menggesek putingku yang sensitif. Tangan lainnya turut bekerja pada payudaraku yang sebelah dengan melakukan pijatan atau memainkan putingnya sehingga kurasakan kedua benda sensitif itu semakin mengeras. Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan meremasi rambutnya yang sedang menyusu.
Puas menyusu dariku, mulutnya perlahan-lahan turun mencium dan menjilati perutku yang rata dan terus berlanjut makin ke bawah sambil tangannya menurunkan celana dalamku. Sambil memeloroti dia mengelusi paha mulusku. Cd itu akhirnya lepas melalui kaki kananku yang dia angkat, setelah itu dia mengulum sejenak jempol kakiku dan juga menjilati kakiku. Darahku semakin bergolak oleh permainannya yang erotis itu. Selanjutnya dia mengangkat kedua kakiku ke bahunya, badanku setengah terangkat dengan selangkangan menghadap ke atas.
Aku pasrah saja mengikuti posisi yang dia inginkan, pokoknya aku ingin menuntaskan birahiku ini. Tanpa membuang waktu lagi dia melumat kemaluanku dengan rakusnya, lidahnya menyapu seluruh pelosok vaginaku dari bibirnya, klitorisnya, hingga ke dinding di dalamnya, anusku pun tidak luput dari jilatannya. Lidahnya disentil-sentilkan pada klitorisku memberikan sensasi yang luar biasa pada daerah itu. Aku benar-benar tak terkontrol dibuatnya, mataku merem-melek dan berkunang-kunang, syaraf-syaraf vaginaku mengirimkan rangsangan ini ke seluruh tubuh yang membuatku serasa menggigil.
“Ah.. Aahh.. Bang.. Nngghh.. Terus!” erangku lebih panjang di puncak kenikmatan, aku meremasi payudaraku sendiri sebagai ekspresi rasa nikmat
Tohir terus menyedot cairan yang keluar dari sana dengan lahapnya. Tubuhku jadi bergetar seperti mau meledak. Kedua belah pahaku semakin erat mengapit kepalanya. Setelah puas menyantap hidangan pembuka berupa cairan cintaku, barulah dia turunkan kakiku. Aku sempat beristirahat dengan menunggunya membuka baju, tapi itu tidak lama. Setelah dia membuka baju, dia buka juga dasterku yang sudah tersingkap, kami berdua kini telanjang bulat.
Dia membentangkan kedua pahaku dan mengambil posisi berlutut di antaranya. Bibir vaginaku jadi ikut terbuka memancarkan warna merah merekah diantara bulu-bulu hitamnya, siap untuk menyambut yang akan memasukinya. Namun Tohir tidak langsung mencoblosnya, terlebih dulu dia gesek-gesekkan penisnya yang besar itu pada bibirnya untuk memancing birahiku agar naik lagi. Karena sudah tidak sabar ingin segera dicoblos, aku meraih batang itu, keras sekali benda itu waktu kugenggam, panjang dan berurat lagi.
“Aaakkhh..!” erangku lirih sambil mengepalkan tangan erat-erat saat penisnya melesak masuk ke dalamku
“Aauuhh..!” aku menjerit lebih keras dengan tubuh berkelejotan karena hentakan kerasnya hingga penis itu tertancap seluruhnya pada vaginaku.
Untung saja kamar Papa Mamaku di lantai dasar dan letaknya cukup jauh dari kamarku, kalau tidak tentu suara-suara aneh di kamarku pasti terdengar oleh mereka, bagaimanapun sopirku ini termasuk nekad berani melakukannya di saat dan tempat seperti ini, tapi justru disinilah sensasinya ngeseks di tempat yang ‘berbahaya’. Dengan gerakan perlahan dia menarik penisnya lalu ditekan ke dalam lagi seakan ingin menikmati dulu gesekan-gesekan pada himpitan lorong sempit yang bergerinjal-gerinjal itu. Aku ikut menggoyangkan pinggul dan memainkan otot vaginaku mengimbangi sodokannya. Responku membuatnya semakin menggila, penisnya semakin lama menyodok semakin kasar saja, kedua gunungku jadi ikut terguncang-guncang dengan kencang.
Kuperhatikan selama menggenjotku otot-otot tubuhnya mengeras, tubuhnya yang hitam kekar bercucuran keringat, sungguh macho sekali, pria sejati yang memberiku kenikmatan sejati. Suara desahanku bercampur baur dengan erangan jantannya dan derit ranjang. Butir-butir keringat nampak di sejukur tubuhku seperti embun, walaupun ruangan ini ber-ac tapi aku merasa panas sekali.
“Uugghh.. Non Citra.. Sayang.. Kamu emang uenak tenan.. Oohh.. Non cewek paling cantik yang pernah abang entotin” Tohir memgumam tak karuan di tengah aktivitasnya.
Dia menurunkan tubuhnya hingga menindihku, kusambut dengan pelukan erat, kedua tungkaiku kulingkarkan di pinggangnya. Dia mendekatkan mulutnya ke leher jenjangku dan memagutnya. Sementara di bawah sana penisnya makin gencar mengaduk-aduk vaginaku, diselingi gerakan berputar yang membuatku serasa diaduk-aduk. Tubuh kami sudah berlumuran keringat yang saling bercampur, akupun semakin erat memeluknya. Aku merintih makin tak karuan menyambut klimaks yang sudah mendekat bagaikan ombak besar yang akan menghantam pesisir pantai.
Namun begitu sudah di ambang klimaks, dia menurunkan frekuensi genjotannya. Tanpa melepaskan penisnya, dia bangkit mendudukkan dirinya, maka otomatis aku sekarang diatas pangkuannya. Dengan posisi ini penisnya menancap lebih dalam pada vaginaku, semakin terasa juga otot dan uratnya yang seperti akar beringin itu menggesek dinding kemaluanku. Kembali aku menggoyangkan badanku, kini dengan gerakan naik-turun. Dia merem-melek keenakan dengan perlakuanku, mulutnya sibuk melumat payudaraku kiri dan kanan secara bergantian membuat kedua benda itu penuh bekas gigitan dan air liur. Tangannya terus menjelajahi lekuk-lekuk tubuhku, mengelusi punggung, pantat, dan paha.
Tak lama kemudian aku kembali mendekati orgasme, maka kupercepat goyanganku dan mempererat pelukanku. Hingga akhirnya mencapai suatu titik dimana tubuhku mengejang, detak jantung mengencang, dan pandangan agak kabur lalu disusul erangan panjang serta melelehnya cairan hangat dari vaginaku. Saat itu dia gigit putingku dengan cukup keras sehingga gelinjangku makin tak karuan oleh rasa perih bercampur nikmat. Ketika gelombang itu berangsur-angsur berlalu, goyanganku pun makin mereda, tubuhku seperti mati rasa dan roboh ke belakang tapi ditopang dengan lengannya yang kokoh.
Dia membiarkanku berbaring mengumpulkan tenaga sebentar, diambilnya tempat minum di atas meja kecil sebelah ranjangku dan disodorkan ke mulutku. Beberapa teguk air membuatku lebih enakan dan tenagaku mulai pulih berangsur-angsur.
“Sudah segar lagi kan Non? Kita terusin lagi yuk!” sahut Tohir senyum-senyum sambil mulai menggerayangi tubuhku kembali.
“Habis ini sudahan yah, takut ketahuan nih,” kataku.
Kali ini tubuhku dibalikkan dalam posisi menungging, kemudian dia mulai menciumi pantatku. Lidahnya menelusuri vagina dan anusku memberiku sensasi geli. Kemudian aku merasa dia meludahi bagian duburku, ya ketika kulihat ke belakang dia memang sedang membuang ludahnya beberapa kali ke daerah itu, lalu digosok-gosokkan dengan jarinya. Oh.. Jangan-jangan dia mau main sodomi, aku sudah lemas dulu membayangkan rasa sakitnya ditusuk benda sebesar itu pada daerah situ padahal dia belum juga menusuk.
Pertama kali aku melakukan anal sex dengan temanku yang penisnya tidak sebesar Tohir saja sudah sakit banget, apalagi yang sebesar ini, aduh bisa mampus gua pikirku.
Benar saja yang kutakutkan, setelah melicinkan daerah itu dia bangkit dengan tangan kanan membimbing penisnya dan tangan kiri membuka anusku. Aku meronta ingin menolak tapi segera dipegangi olehnya.
“Jangan Bang.. Jangan disitu, sakit!” mohonku setengah meronta.
“Tenang Non, nikmati saja dulu, ntar juga enak kok” katanya dengan santai.
Aku merintih sambil menggigit guling menahan rasa perih akibat tusukan benda tumpul pada duburku yang lebih sempit dari vaginaku. Air mataku saja sampai meleleh keluar.
“Aduuhh.. Sudah dong Bang.. Citra nggak tahan” rintihku yang tidak dihiraukannya.
“Uuhh.. Sempit banget nih” dia mengomentariku dengan wajah meringis menahan nikmat.
Setelah beberapa saat menarik dan mendorong akhirnya mentok juga penisnya. Dia diamkan sebentar penisnya disana untuk beradaptasi sekalian menikmati jepitannya. Kesempatan ini juga kupakai untuk membiasakan diri dan mengambil nafas.
Aku menjerit kecil saat dia mulai menghujamkan penisnya. Secara bertahap sodokannya bertambah kencang dan kasar sehingga tubuhku pun ikut terhentak-hentak. Tangannya meraih kedua payudaraku dan diremas- remasnya dengan brutal. Keringat dan air mataku bercucuran akibat sensasi nikmat di tengah-tengah rasa perih dan ngilu, aku menangis bukan karena sedih, juga bukan karena benci, tapi karena rasa sakit bercampur nikmat. Rasa sakit itu kurasakan terutama pada dubur dan payudara, aku mengaduh setiap kali dia mengirim hentakan dan remasan keras, namun aku juga tidak rela dia menyudahinya. Terkadang aku harus menggigit bibir atau bantal untuk meredam jeritanku agar tidak keluar sampai ke bawah sana.
Akhirnya ada sesuatu perasaan nikmat mengaliri tubuhku yang kuekspresikan dengan erangan panjang, ya aku mengalami orgasme panjang dengan cara kasar seperti ini, tubuhku menegang beberapa saat lamanya hingga akhirnya lemas seperti tak bertulang.
Tohir sendiri menyusulku tak lama kemudian, dia menggeram dan makin mempercepat genjotannya. Kemudian dengan nafas masih memburu dia mencabut penisnya dariku dan membalikkan tubuhku. Spermanya muncrat dengan derasnya dan berceceran di sekujur dada dan perutku, hangat dan kental dengan baunya yang khas.
Tubuh kami tergolek lemas bersebelahan. Aku memejamkan mata dan mengatur nafas sambil merenungkan dalam-dalam kegilaan yang baru saja kami lakukan, sebuah hubungan terlarang antara seorang gadis dari keluarga kaya dan terpelajar yang cantik dan terawat dengan sopirnya sendiri yang kasar dan berbeda kelas sosial. Hari-hari berikutnya aku jadi semakin kecanduan seks, terutama seks liar seperti ini, dimana tubuhku dipakai orang-orang kasar seperti Tohir, dari situlah aku merasakan sensasinya.
Sebenarnya aku pernah ingin berhenti, tetapi aku tidak bisa meredam libidoku yang tinggi, jadi ya kujalani saja apa adanya. Untuk mengimbanginya aku rutin merawat diriku sendiri dengan fitness, olahraga, mandi susu, sauna, juga mengecek jadwal suburku secara teratur. Dua bulan ke depan Tohir terus memperlakukanku seperti budak seksnya sampai akhirnya dia mengundurkan diri untuk menemani istrinya yang menjadi TKW di Timur Tengah. Lega juga aku bisa lepas dari cengkeramannya, tapi terkadang aku merasa rindu akan keperkasaannya, dan hal inilah yang mendorongku untuk mencoba berbagai jenis penis hingga kini.
***TAMAT***
Panti Pijat Shiatsu
Kisah ini adalah pengalaman saya dalam menyetubuhi 2 perempuan pemijat langganan saya. Saya sering sekali datang ke panti pijat SM yang besar dan ternama di daerah Grand Wijaya di Blok M. Pemijat langganan saya adalah Wina dan Sonya (semua adalah nama asli). Kedua perempuan tersebut cantik, baik, bertubuh sexy, enak diajak ngobrol dan mijitnya tidak mengecewakan.
Selain Wina dan Sonya, langganan saya yang lain adalah Vonny (Chinese, manis dan pijatannya keras) dan Febby (manis tetapi pijatannya sedikit kurang memuaskan) tetapi saya belum pernah bersetubuh dengan Vonny atau Febby. Pada hari Jum’at malam, tubuh saya terasa pegal dan ingin dipijat. Iseng-iseng saya menghubungi Wina di handphonenya.
“Halo Wina, ini Arthur”
“Halo Arthur, apa kabar? Lama enggak mijit” kata Wina.
“Iya nih, pengennya besok dipijit tapi mau enggak kalau saya minta dipijit khusus ditempat saya?”
“Maksudnya pijit khusus?”
“Ya pijit lah, kan biasanya saya harus ke SM, tapi sekarang saya minta kamu ke tempat saya. Jangan khawatir deh, saya bayar lebih”
“Gimana cara ketemunya?”
“Saya jemput kamu aja deh di Blok M Plaza, besok pagi jam 8″
“Boleh deh” Hari Sabtu pagi, saya menjumpai Wina yang sudah menunggu di lobby Blok M Plaza.
Ia mengenakan celana jeans ketat dan baju kaos berwarna ungu. Wina yang berasal dari Sunda berwajah manis dan ayu. Tingginya sekitar 163 cm dan rambutnya panjang. Bibirnya yang selalu tersenyum membuat dirinya semakin manis. Apabila ia sedang bekerja, ia selalu mengenakan baju belahan rendah sehingga belahan dadanya terlihat cukup menantang dan mengundang perhatian para pria di SM. Cara memijatnya pun enak dan kadang-kadang nakal.
Saat ia memijat pangkal paha, ia sering kali menyelinapkan tangannya ke antara selangkanganku dan meremas bijiku. Wah nikmat tidak terkatakan dan otomatis kontolku akan berdiri tegak. Setiba di rumah, saya persilakan ia masuk. Saya menyuguhkan minuman dingin padanya.
“Mau pijit dimana?”
“Di kamar saja” “Kamu tinggal sendiri?”
“Ada pembantu, tapi hari ini dia cuti. Katanya mamanya sedang sakit” Kami berdua naik ke lantai dua dan masuk kamar.
Saya melapisi tempat tidur saya dengan sprei supaya tidak kotor kena minyak pijit. Horden jendela saya tutup setengah supaya tidak silau dan saya nyalakan CD lagu klasik. Saya membuka semua bajuku lalu berbaring tengkurap di tempat tidur.
“Kamu enggak bawa baju ganti?” tanya saya melihat Wina yang duduk ditempat tidur masih mengenakan celana jeans dan kaos.
“Enggak bawa”
“Buka aja pakaian kamu, daripada nanti kotor kena minyak. Udah enggak usah malu” kata saya.
Akhirnya Wina membuka celana jeans dan kaosnya. Wina mengenakan celana dalam g-string warna putih dan BH half cup warna putih. Vaginanya terlihat berbayang dibalik celana dalamnya yang tipis, sedangkan puting Wina terlihat menyembul sedikit dari balik BHnya. Holy cow! Saya langsung konak melihat pemandangan cantik ini. Tidak pernah sebelumnya saya melihat seperti ini. Wina tersenyum malu kepada saya tetapi saya berusaha tenang dan cuek.
Wina mulai memijat kaki kiri saya mulai dari telapak kaki, naik ke betis, hingga pangkal paha. Setelah 15 menit memijat kaki kiri, gantian kaki kanan juga dipijat. Tak lupa saat memijat pangkal paha, tangannya ia selipkan diantara selangkanganku dan meremas bijiku. Saya tersenyum menikmati ini semua. Wina kemudian mulai memijat punggungku. Ia duduk diatas pantatku.
Saya merasakan kulit paha dan pantat Wina yang halus bergesekan dengan pantatku yang tidak beralaskan apa-apa. 30 menit memijat punggung, Wina kemudian berdiri didepanku. Ia memijat tengkuk dan leherku dari arah depan. Mata saya bebas memandang celana dalam g-stringnya yang sexy yang menutupi vaginanya. Bulu kemaluan sedikit lebat tetapi terlihat rapih. Sambil menikmati tengkuk saya dipijit, saya mengelus pantat dan paha Wina. Wina tersenyum melihat saya yang terus menatap vaginanya. 15 menit berlalu Wina memijat tengkuk, leher dan kepala saya.
“Balik badannya” kata Wina. Saya memutar tubuh dan telentang di tempat tidur. Kontol saya berdiri dengan tegak. Saya mengubah posisi saya ditempat tidur dan berbaring ditepi tempat tidur.
Wina kemudian mulai memijat pangkal paha dan tulang kering. Wah cara ia memijat yang setengah membungkuk membuat saya semakin bergairah. Payudaranya menggelantung ditahan oleh BHnya. Tak henti-hentinya saya menelan ludah melihat pantatnya yang dibalut g-string. Posisi celana dalam dibagian selangkangannya agak miring sehingga saya bisa melihat bibir vaginanya sedikit. Tetapi saya menahan diri untuk tidak menjamah vaginanya. 30 menit kemudian, Wina selesai memijat kedua kaki dan tangan saya.
“Sudah selesai nih” kata Wina.
“Saya mandi dulu ya. Kamu nonton TV aja” kata saya sambil memutar VCD film Armageddon.
“Wah jangan film itu dong” protes Wina.
“Ini ada bokep, mau?” “Boleh, siapa takut” kata Wina. Setelah memutar film porno, saya mandi membersihkan minyak ditubuh saya.
Tapi saya tidak berlama-lama mandi. Saya keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang dan melihat si Wina sedang rebahan ditempat tidurku sambil nonton bokep. Wina memberikan senyum kepada saya lalu melirik kontolku yang berdiri.
“Mau dihisap?” tanya Wina.
“Mau dong” jawab saya. Saya rebahan disamping Wina dan Wina memutar tubuhnya sehingga kepalanya menghadap ke kontol saya dalam posisi setengah nungging. Lidahnya mulai menjilat kepala kontolku kemudian ke batang kontol dan biji.
Saya menjulurkan tanganku keantara selangkangan Wina dan mulai mengelus-elus vaginanya. Vaginanya terasa sedikit basah, entah basah karena kena minyak atau lendir dari dalam vaginanya. Wina mulai mengulum kontolku dengan lembut sambil meremas bijiku. Nikmat sekali. Saya menarik pantat Wina sehingga kita dalam posisi 69. Saya sampirkan celana dalam dibagian selangkangannya sehingga terlihat vaginanya yang ditutupi bulu kemaluan. Perlahan saya buka bibir vaginanya dan mulai menjilat klitorisnya.
Wina langsung tersentak dan pahanya merapat sehingga kepala saya terjepit diantara selangkangannya. Wina mendesah dengan nikmat setiap kali lidah saya mengulum klitoris dan vaginanya.
“Sshh.. Terus Arthur, enak sekali” desah Wina dengan nikmat. Jilatan di vagina Wina semakin gencar dan Wina membalas dengan menghisap kontol saya dengan keras. Tak lama Wina orgasme. Vaginanya langsung basah dari lendir vaginanya.
Saya membalikkan tubuh Wina sehingga tubuhnya menindih dadaku. Saya mulai menghisap puting payudaranya dari balik BH sedangkan tangan kananku sibuk meremas-remas payudara kiri Wina. Wina memejamkan matanya dan mulutnya tak henti berceracau. Sambil menikmati payudaranya diremas dan dijilat, Wina mengangkat pantatnya dan perlahan tangannya meremas kontolku sambil dikocok-kocok dengan cepat.
Wina lalu mengarahkan kontolku ke vaginanya. Awalnya agak susah memasukkan kontolku karena Wina masih mengenakan g-string, Wina mencoba membuka celana dalamnya tapi saya larang. Saya singkap sedikit celana dalamnya dan memasukkan kontolku ke vaginanya. Begitu masuk, Wina mengubah posisi tubuhnya menjadi posisi jongkok diatas pinggulku. Wina memutar-mutar pantatnya dengan perlahan sambil mengencangkan otot vaginanya. Terasa kontolku seperti diremas dan dihisap lebih dalam ke vaginanya. Mata saya merem melek menikmati pijatan vagina Wina dan Wina tersenyum melihat saya.
Wina kemudian mulai menggoyang pantatnya naik turun sambil terus mengencangkan dan mengendurkan otot vaginanya.
“Holy cow, Wina, enak banget kontol saya dimainkan seperti itu” kata saya. Wina mempercepat tempo gerakannya. Payudaranya bergoyang naik-turun mengikuti irama goyangan Wina.
Sekali-sekali Wina berhenti bergoyang tetapi ia terus memainkan otot vaginanya. Kontol saya benar-benar terasa seperti diremas dan dikocok oleh daging vaginanya. Nikmat sekali. Keringat dari tubuh Wina mengucur dengan deras. Rambut Wina yang panjang mulai sedikit berantakan. Wina kembali menggoyang pantatnya diatas pinggulku. Suara desahan Wina hampir menyamai desahan pria dan wanita yang sedang bersetubuh di film bokep yang masih diputar. 15 menit dalam posisi ini, pertahanan saya jebol. Peju saya keluar dengan deras dalam vagina Wina. Wina sendiri saya hitung sudah orgasme 3 kali.
Wina menyandarkan tubuhnya di dadaku. Kontol saya masih terasa seperti diremas dalam vaginanya tetapi tidak sekeras sebelumnya. Setelah istirahat sejenak, Wina berdiri lalu ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Saya mengikutinya ke kamar mandi. Wina menyabuni vaginanya lalu kontolku ikut disabuni. Dengan lembut tangannya menyabuni selangkangan dan kontolku kemudian dibilas dengan air. Setelah selesai bersih-bersih, saya menyandarkan Wina ke wastafel lalu melebarkan kakinya. Wina membungkuk didepan wastafel dan melihat diri saya dari balik pantulan kaca diatas wastafel.
Rambutnya yang panjang tergerai dipunggungnya. Dengan sedikit kasar, saya memasukkan kontolku ke vaginanya dan mulai menggenjot vaginanya. Wina sedikit tersentak tetapi ia mencoba mengimbangi permainanku. Dalam posisi seperti ini, kelihatannya Wina agak susah untuk kembali mencoba memijat kontolku dengan vaginanya. Tetapi ia mencoba cara lain, ia merapatkan kakinya sehingga kontolku terasa sempit dalam memasuki vaginanya. Wina berseru-seru dengan nikmat setiap kali kontol saya keluar masuk vaginanya. Saya meremas-remas payudaranya dengan gemas. Mata Wina terpejam dan mulutnya terbuka sambil berceracau.
7 menit menyetubuhi dalam posisi ini, saya minta Wina berbaring di lantai kamar mandi. Wina lalu telentang di lantai dan membuka lebar kakinya. Saya menindih Wina dan kembali memasukkan kontolku. Wina menjerit-jerit nikmat saat kontolku menghunjam vaginanya. Rupanya dalam posisi missionary, Wina merasakan nikmat yang lebih banyak dibandingkan posisi sebelumnya. Kembali saya remas payudaranya dan memilin putingnya. 5 menit kemudian, kembali saya ejakulasi. Cepat-cepat saya keluarkan kontolku lalu mengocok kontolku diatas perut Wina.
Peju saya tumpah diatas perut dan dada Wina. Tangan Wina meraih kontolku lalu mengocoknya lebih keras. Saya melenguh dengan keras menikmati kocokan dari Wina dan peju saya terasa keluar lebih banyak. Beberapa cipratan peju saya mengenai tangan Wina, Wina lalu menjilat tangannya yang kena peju. Ia juga menyapu tangannya di dadanya dan menjilat peju-peju dari tangannya. Sepanjang hari kami terus bersetubuh di rumahku. Saya memesan pizza agar tidak usah pergi keluar untuk makan siang. Wina memang fantastis.
***TAMAT***
Jika Seperti Ini Selalu, Aku Semangat Kerja
Ini adalah kisah nyata yang terjadi hari ini tadi. Dimana harusnya hari ini aku bersama rekan2 sekantor pergi ke Trawas untuk acara rapat tahunan, tapi berhubung 2 hari terakhir harus lembur pulang malam sambil hujan-hujanan. Aku absen tidak hadir untuk tahun ini. Akhirnya aku bisa bebas bangun sampe jam 9 pagi tadi. Dirumah juga lagi sepi, istri dan anak udah pulang kampung sejak H-1 Natal kemarin. Ada rencana aku menyusul pulang kampung juga siang tadi, berhubung terjadi suatu peristiwa yang tak disangka. Akhirnya jadwal pulang kampung ke tunda besok pagi.
Jadi begini ceritanya. seperti hari-hari biasanya, bangun pagi aktifitas awal yang aku lakukan sebelum masuk ke kamar mandi adalah menekan tombol power di PC. untuk melihat mailbox dan cek beranda untuk melihat update rekan-rekan yang berangkat ke Trawas yang jadwalnya berangkat jam 6 pagi. mailbox cuma isi spam dan iklan-iklan ga jelas, langsung cek beranda eh ternyata rekan-rekan yang berangkat belum ada yang update. Akhirnya ku tinggal untuk aktivitas rutin pagi dan mandi.
Usai mandi ternyata notification di jendela chat, ku lihat ternyata Nana [nama samaran] pacar dari rekan sekantorku tapi lain divisi.
“Udah nyampe Trawas kah mas, kok dah online”
“eh, aku ga ikut berangkat ke Trawas”
“oh … pantesan mas Agus baru aja sms katanya baru berangkat OTW, kupikir mas Doni ikut, kok cepet banget perjalanan Sby-Trawasnya”
“aku capek Na, lagian males ikutan paling juga acara e seperti taun kemarin. bosenin. btw kamu ga di ajak ma Agus ?”
“emang boleh?”
“sapa yang ngelarang, toh yang lain juga banyak yang ngajak pasangannya”
“barangkali mas Agus ngajak ceweknya yang lain Mas”
“Hah … ceweknya Agus banyak toh?”
“Lah situ temannya, masa ga tau”
“Ga Tau aku, aku ga terlalu deket seh ma Agus … ”
Lanjut chat ngobrol sana sini tentang Agus sampe ku lupa kalo belom pakai baju.
“Gini pengennya jalan-jalan tapi kemana ya kalo sendirian”
“lah istri mas Doni kemana? ”
“Pulang kampung sejak Natal kemarin”
“ke mall aja mas Don, tapi ajak Nana ya”
“lah ntar Agus Marah … ”
“ya ga usah bilang-bilang lah Agus lah mas … tapi ntar mas Doni gimana, ga dimarahin istrinya ?”
“ya kalo bilang-bilang sih ya pasti dimarahin … ”
“jadi gimana …. boleh Nana ikut ya … ”
Akhirnya kami sepakat untuk jalan-jalan bareng,Dengan menaiki motor aku menjemputnya di kost an nya daerah Dukuh Kupang. lalu kami masuk ke CiWorld. jalan-jalan muter-muter masuk ke Hyp**mart. lalu aku traktir Nana di resto cepat saji. sambil ngobrol2 ga jelas ini itu. serasa kami dah akrab lama. padahal kami awalnya cuma kenal di SosMed aja. karena aku berteman dengan Agus dia nge-Add. bahkan banyak rekan2 kerjaku yang juga jadi friendnya Nana.
Abis makan, Nana nawarin ngajak nonton. karena ini hari sabtu dan pasti rame. apalagi di list yang tayang ga ada film yang menarik, aku menolaknya. Akhirnya kami putuskan untuk pulang saja. keluar dari parkiran cuaca nya gelap, gerimis turun saat kami hendak menuju kostnya Hana.karena aku pikir dekat dan aku prediksi ga bakalan deras, kami ga pake jas hujan. eh prediksi ku salah. kurang beberapa tikungan aja masuk ke kawasan kostnya Hana, hujannya makin deras. hingga sampe kost an kami berdua basah kuyup.karena begitu derasnya hujan, aku putuskan untuk menunggu hujannya agak reda.
Aku dipinjami kaosnya Agus yang ada disana. “rupanya Agus sering disini ya”
“yaa kalo pas disini sepi aja … ”
“Lah ini sekarang juga sepi banget. emang pada kemana?
“iya, pada liburan mas. tinggal Nana sama mbak yang di kamar atas. tapi mbaknya itu kalo pulang mesti malam2, malah kalo malam minggu gini biasanya ga pulang.”
“kamu ga takut sendirian gini … ”
“kan Mas Doni temenin hehehe …. bentar Nana ganti baju dan buatkan Kopi buat mas Doni ya”
“wah jangan repot2 ya Na …. sekalian aja sama gorengannya” candaku
selang berapa lama ditinggal Nana, aku duduk sendirian di teras sambil pencet2 Smartphone. Hana memanggil untuk masuk.
“Mas Don, masuk ke dalam sini aja loh. diluar ntar kecipratan air hujan loh”
“eh GPP tah ?”
“GPP mas” akupun masuk. ternyata kamar kostnya cukup lebar meskipun isinya cuma 1 ruangan dan 1 kamar mandi. Aku agak tercengang Nana memakai HotPants dan kaos putih yang menurutku tuh lubang leher kebesaran sampe melorot di lengan sebelahnya.
Nanapun nyalain TV kecilnya, sambil kami ngobrol2 lagi.
“Kamu dah lama pacaran ma Agus ?”
“baru 2 bulan mas”
“ow, baru ya … ” aku menyruput kopi buatan nana sambil ngelirik paha Nana yang mulus.
“Kalo ngelirik2 ati2 tumpah loh kopinya … ” rupanya mata nakalku ketangkap basah oleh Nana.
Akupun langsung bertanya tentang apakah hubungan mereka udah sampe mana. Nana menjelaskan kalo tiap kondisi kost kosong dan Agus kesitu mereka selalu ML, malah ga jarang Agus sampe menginap disana. saking asyiknya ngobrol kami sampe ga sadar jarak kami semakin dekat. hingga paha kami berdempetan.
Akupun tak mau kehilangan kesempatan, perlahan aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. awalnya agak ragu karena takutnya Nana akan menolak, tapi ternyata Nana juga makin mendekatkan wajahnya. hingga bibir kami saling bersentuhan. saling kecup2an … lalu aku emut bibirnya. Nana pun refleks, dia ga mau kalah. kecupannya sangar sampe gigit2 pelan bibirku. sementara tanganku bergerilya di paha mulusnya. dan satunya merangkul badan Nana kemudian menariknya hingga posisi Nana duduk dipangkuanku.
Dari paha tangan terus bergerilya ke atas. kali ini aku merempon dadanya, sementara tangan kiri turun meremas2 bokongnya. Nana masih ga mau melepas bibirnya, kami perang bibir perang lidah saling kecup … sambil mendesah pelah. desahannya itu loh … wuiih ga nahan.
Nana mengankat kaos yang kukenakan hingga ku telanjang dada, ga mau kalah aku juga melepas kaosnya.lalu Nana mengajak kami naik ke ranjang. Nana merebahkan dirinya sambil dibukanya kancing Bra-nya. kini mulutku bergerilya di dadanya, sambil putingnya ku mainin dengan lidahku. mungkin karena kegelian sebentar2 nana mengangkat kepalaku … ditariknya pahaku hingga posisi kontolku sejajartepat berada diatas lubang nya.
aku buka celanaku, nanapun membuka celana pendeknya. sekarang posisi kami sama sama telanjang. Nana memintaku rebahan. rupanya sekarang giliran Nana yang akan main dengan kontolku.digenggamnya kontolku lalu di kocoknya perlahan. woow enak banget. trus dikocoknya sambil sebentar2 perutku diciumnya. ciumannya menurun kepoisi bawah. akhirnya sampelah giliran kontolku yang diciumnya.kemudian di emutnya, blowjobpun dimulai dengan ganasnya, sambil di remas2nya telur kontolku.
“Nikmatnya Na … enak … ow”
kemudian Nana turun dari ranjang menuju lemarinya, ternyata dia mengambil kondie.lalu memasangnya di kontolku. dikocoknya lagi sambil di makin didekatkannya lubang vaginanya. tempel dikit lalu ditarik-lepas … sementara kedua tanganku dibiarkannya bergerilya di dadanya. rempon – remas – remas … lalu q cubit2 pentilnya.
ditempelkannya lagi kontolku ke bibir vaginya …. hingga masuklah bagian ujungnya … perlahan, perlahan daaaaannn masuklah semua batang kontolku sambil diiringi jeritan kecil Nana.lalu dirobohkan badanya ke badanku. aku dorongnya kontolku. Nana makin menjerit … “aaahhh mas Don … Pelan mas … pelan” … aku pelanin temponya dorongannya. eh sekarang malah dia yang nggenjotnya makin ganas. sambil di emut2nya putingku. geli geli gimana gitu.
“Nana kini menganggat dadanya dan berposisi duduk diatasku. namun tetap dengan dorongannya yang ganas.
Mahir sekali, sampe bentar2 berhenti lalu di goyanglah ppinggulnya. Saking menikmatinya desahan Nana makin mengeras, untung aja diluar hujan deras. lagian juga ga ada orang kan …
“Ayo Na … goyang terus Na … enak na” selang berapa lama Nana seertinya lemes.
aq angkat dia lalu gantian dia aku rebahin. paha selangkangannya aku angkat lalu ku coblos lagi kontolku kumasukkan. dorong maju mundur maju mundur … dan tetap saja desahan Nana bikin ku makin menaikkan tempo dorongan.aq turunin mukaku hingga mulutku meraih dadanya. kuisap-isap ,,,
“ayo mas don … terus jangan berhenti … uuuhhh aaahhhh” … terus ku genjot2 maju mundur masuk kontolku divaginanya. sampe ku kerasa ada yang mau nyembur dari kontolku … aku pindahkan mulutku ke bibirnya …. kupeluk erat2 badanya lalu … croooootttlah … crooot…. sambil kulumat2 bibirnya tanpa henti … “mmmmm mmmm … Na … ”
Badankupun lemas terbaring diatas badanya …. kemudian Nana ngajak kekamar mandi untuk bersih2 bareng ….
selang berapa lama kemudian hujan udah agak reda. dan hari udah menjelang gelap … akupun beranjak pulang ke rumah.
“Jangan kapok main kesini ya mas Don … ”
“wah ga bakalan kapok deh Na ..
***TAMAT***
Goyangan Tante Yang Mengesankan
Selepas pergumulan sex panas di kamar Tante DB itu, aku dan Shebi belum berhubungan sex lagi (dikarenakan usia kehamilan Shebi telah memasuki usia rawan keguguran). Justru sekarang aku memulai kisah sex panas baru dengan temannya Shebi, yaitu Tante DB.
Aku menepati janjiku untuk datang ke rumah Tante DB (meskipun usianya sudah memasuki kepala 3, tetapi penampilan tubuh seksinya seperti seorang gadis yang belum pernah melakukan persetubuhan) dengan maksud untuk mengambil dana untuk menggarap proyek perayaan ulang tahunnya Tante DB.
Aku datang ke rumahnya sekitar pukul 13:00, setelah aku selesai membuat sketsa keseluruhan acara untuk kutawarkan ke Tante DB. Singkat cerita, aku diterima langsung oleh Tante DB.
“Silakan masuk Dra..” ujar Tante DB kepadaku membuka percakapan kami setelah mungkin selama 5 menit aku menunggu di depan pintu rumahnya sambil membayangkan apa saja yang akan kubicarakan nanti dengan Tante DB.
“Oh.., terima kasih Bu..” jawabku yang sebelumnya terbengong karena melihat Tante DB hanya mengenakan daster pendek berwarna merah dan terlihat tonjolan puting payudaranya yang terlihat cukup besar.
Payudara besar tante DB begitu merangsangku dibalik dasternya, karena Tante DB memang tidak menggunakan BH-nya. Kami berdua pun masuk dan duduk di ruang tamu. Setelah itu Tante DB menutup kembali pintu rumahnya tanpa menutup hordeng di kaca.
“Bagaimana.., bagaimana..?” ujar Tante DB sambil menyulut sebatang rokok yang diambilnya dari meja di depan kami.
“Mmm.. begini, aku telah selesai membuat draf acara Ibu dan sekarang..”
“Tidak-tidak.., aku tidak membicarakan tentang my party, aku percaya kepadamu kok untuk menghandelnya, kamu kan sudah profesional..” potong Tante DB dengan memujiku sambil beberapa kali menghisap rokoknya dalam-dalam.
“Lalu maksud Anda bagaiman itu apa..?” timpalku sambil menatap lurus ke arah wajah Tante DB yang masih menikmati hisapan terakhirnya pada rokok yang baru sebentar dinyalakannya.
Sambil mematikan rokok di atas asbak yang tersedia di meja, Tante DB mendekatkan posisi duduknya ke arahku.
“Maksudku ini loh Tuan..!” jawab Tante DB sambil menyentuh senjataku dan meremasnya, kontan saja ada yang bergerak di dalam celana bahan panjangku.
Dan tanpa menunggu jawaban dariku, Tante DB sudah menurunkan reslueting celanaku dan tangan kanannya pun masuk menyelinap ke dalam celana dalamku dan langsung dikeluarkannya senjataku. Setelah itu digoyang-goyangkannya. Ternyata senjataku belum total bangunnya.
Sambil menggoyangkan penisku, Tante DB melepaskan daster yang dipakainya dengan tangan kirinya, dan.. terlihatlah bukit indah berwarna putih dengan puncaknya yang berwarna hitam cukup besar dan terlihat agak keras puncaknya (size Tante DB ternyata 34 dengan cup c).
Rupanya Tante DB memiliki hasrat tersimpan kepadaku ketika dia melihatku melakukan persetubuhan dengan Shebi yang waktu itu sedang hamil. Aku memang sudah mengetahuinya dari Shebi kalau Tante DB itu adalah seorang penganut free seks, sehingga apa yang dilakukannya padaku saat ini bukanlah sesuatu yang baru untuknya. Dan menurutku ini adalah kesempatanku juga untuk menikmati tubuh, memek dan toket montoknya.
Langsung saja tanpa mempedulikan situasi yang ada, seperti hordeng yang masih terbuka lebar, aku pun langsung membelai perlahan bukit putih menantang yang ada di depanku dan belum kupijit atau kupilin puting pyudaranya yang hitam besar.
Dari belaian itu kurasakan ada bintik-bintik kecil mengelilingi ujung puting payudara Tante DB (kata orang pertanda yang memilikinya adalah orang yang pandai bercinta). Dan dari aksi Tante DB sendiri, dia sudah mulai mengulum senjataku dan terkadang menggigit helm-nya. Mendapat aksi yang cukup asyik itu, tentu saja senjataku menjadi total bangunnya.
Dan tiba-tiba, “Kring.. kring.. (kurang lebih 6 kali berdering)” terdengar deringan yang berasal dari dering handphone milik Tante DB, dan bunyi deringnya cukup khusus, karena yang kuketahui, dering handphone Tante DB tidak seperti itu.
“Sorie Dra.. kayanya aku harus angkat telepon dulu nih, ini sepertinya dari menejerku deh.. aku takut ada perlu penting, atau mungkin mengingatkan jadwalku..” katanya sambil menyudahi aksinya dengan senjataku, padahal baru saja aku mau menikmati tubuh indahnya, termasuk payudaranya yang menantang itu.
Tante DB berjalan menuju meja makan untuk mengambil handphone-nya tanpa terlebih dahulu membenahi dasternya yang terlihat melorot, karena Tante DB berdiri dan berjalan begitu saja. Dan aku masih duduk di posisiku sambil mengocok sendiri senjataku sambil melihat tubuh Tante DB yang hanya dibalut oleh celana dalam hitam yang tipis, menambah seksi saja tubuh Tante DB yang masih proposional. Lalu setelah memutuskan hubungan handphone-nya, Tante DB pun kembali berjalan ke arahku dengan mimik wajah yang agak kecewa.
“Soriee Dra.. aku harus NGAMEN dulu..” ujar Tante DB dengan nada agak kecewa (Ngamen berarti dia harus kerja dan berarti.. harus meninggalkanku yang sudah gantung ini).
Kemudian Tante DB pun mendekatiku sambil tangan kirinya menyisihkan ke samping celana dalamnya, sehingga terlihat bulu tipis hitam dengan klirotis yang menggantung, dan dia pun langsung bediri di atasku (aku masih berpakian lengkap, tetapi senjataku telah keluar dan dia pun mulai menurunkan pantatnya serta memegang penisku untuk diarahkan ke lubang kemaluannya).
“Tenang Dra.., kita masih ada sedikit waktu, dan aku akan selesaikan dulu tugasku yang ini, baru kita pergi NGAMEN..” ujar Tante DB yang dengan sedikit susah payah memasuki penisku ke dalam liang kemaluannya yang sudah memperlihatkan lembab dan basah itu.
Dan setelah beberapa lama dengan usahanya, dia pun sukses dan langsung saja dia mulai aksinya menaik-turunkan pantatnya. Selang beberapa saat saja keringat sudah berpeluh di tubuh kami berdua (kira-kira setengah jam posisi kami seperti tadi dan hanya Tante DB yang sudah orgasme).
Sementara aku belum orgasme, meskipun aksi dari Tante DB sangat dasyat (maksudnya goyangannya).Dan karena diburu oleh waktu, akhirnya Tante DB menyudahi aksi menunggangiku dan langsung menyuruhku melepaskan seluruh pakaianku yang masih melekat (dan memang masih lengkap).
Setelah melepaskan seluruh pakaian yang melekat pada tubuhku, aku pun bugil. Tante DB langsung menarikku ke kamarnya dan langsung masuk ke dalam kamar mandinya (di kamarnya yang besar terdapat kamar mandi yang cukup besar pula).
“Gimana nich..? Belum selesai, apalagi keluar, pusing kan kalau nggak selesai gini..” kataku ditengah perjalanan kami ke kamar mandinya.
“Abis kamu LAMBRETA (lambat) sekali sih keluarnya..!” ujar Tante DB sedikit ketus.
Dan dia pun langsung menyalakan shower, lalu membasahi tubuhnya dan langsung merapatkan tubuh indahnya ke dinding sambil merenggangkan kedua kakinya.
“Ayo Dra.. cepat masukin..! Biar kamu cepat keluar, dan kita teruskan pertarungan ini setelah aku pulang NGAMEN..” pintanya sambil tangannya merebahkan bibir vaginanya.
Melihat posisi tubuh yang menantang ini, aku pun langsung tidak banyak bicara lagi, langsung saja kuhujami senjataku ke liang vagina Tante DB yang sudah basah itu.
“Ehm.. ini baru asyik Bu.., Ehmm..” desahku ketika batang kejantananku menghujami dengan gerakan cepat pada liang senggamanya yang sangat menantang itu.
“Iya, cepat..! Cepat.. iya lagi Dra.. terus.. aahh.. ahh..” hanya desahan dan gerakan saja yang mengikuti irama siraman air shower di kamar mandinya.
Dan setelah 20 menit berlalu dengan posisi dimana aku menghujami Tante DB dari belakang sambil memilin dan memijat payudara Tante DB yang tubuhnya rapat dengan tembok kamar mandi, terasa senjataku sudah mulai berdenyut, dan, “Mbaak.. aku mau..” ujarku terbata-bata dan langsung dipotong oleh Tante DB, “Keluarin di dalam saja Dra..!”
“Aku juga mau keluaar lagi..!” teriak Tante DB diikuti orgasme yang kedua kali, dan kali ini cairan yang keluar cukup banyak, sehingga membuatku tidak dapat bertahan lebih lama lagi.
“Crot.. crot.. crot..!” akhirnya aku pun orgasme juga.
Setelah kami berorgasme ria, Tante DB pun langsung menghadiahiku dengan kecupan di bibirku.
“Kamu oks Say..?” bisik Tante DB dan langsung dia pun mandi untuk mempersiapkan diri di acara NGAMEN-nya.
Aku pun hanya terduduk berbugil ria sambil memperhatikan Tante DB mandi.
“Dra.., kalau kamu mau nambah jangan sekarang ya..?” ujar Tante DB yang terlihat risih karena pandanganku yang tidak lepas dari tubuh bugilnya.
Dan akhirnya setelah mandi, Tante DB berpakaian dan juga mempersiapkan kebutuhan NGAMEN-nya. Aku pun yang sudah berpakaian kembali menunggu Tante DB di ruang tamu, karena Tante DB memintaku untuk menemaninya ke acaranya itu.
Kami pun pada saat acara yang dihadiri oleh Tante DB berlangsung, sempat melakukan pertempuran yang singkat, tetapi sangat asyik, karena segalanya disertai oleh perasaan khawatir dan itulah yang membuat permainan singkat kami lebih menarik.
***TAMAT***
Subscribe to:
Comments (Atom)
Arsip
Popular Posts
-
download
-
Namaku Agus, 28 tahun, kisah ini terjadi 3 tahun lalu ketika aku memulai karir baru sebagai auditor di PTPN IV di kawasan perkebunan Teh...
-
Aku adalah seorang eksekutif muda yang baru diangkat menjadi manajer di sebuah perusahaan swasta di Surabaya. Sebut saja namaku Aldi, ti...
-
Aku tinggal di kompleks perumahan BTN di Jakarta. Suamiku termasuk orang yang selalu sibuk. Sebagai arsitek swasta, t...
-
Setelah pesta ulang tahun suami.. semua berjalan normal, suami gw tetap bekerja seperti biasanya dan gw tetap di rumah. gw gak tau apa hu...
-
Kenalin gw nicky, umur gw 19 tahun, tinggi 175 berat 60 ( gw abas ), aga’ cungkring si haha.. gw punya tetangga orasng cina, pasangan sua...
-
Sebut saja nama ku Tyas, wanita umur 30 thn dan orang-orang bilang bentuk tubuhku amatlah proposional, tinggi 170 cm berat 55kg dan ukura...
-
download
-
Meniduri ibu pacar ku yang binal dan hot berikut ini. Wajahku cukup tampan dan tubuh atletis karena aku memang suka olah raga, tinggi 175...
-
Rasa penat memang sering terjadi ketika aku bekerja seharian di perusahaan ini. Terkadang aku bermain game dalam laptop untuk mengatasi ...










